“Nis, pulang naik apa? Gojek?”
“Ngga,
jalan kaki.”
“lah? Ngga capek?”
“ngga,
kosanku deket kok.”
“berapa lama sampe kost kalo jalan kaki?”
“40 menit,
hehe”
“gils. Ati-ati yak. Daaa”
“yaaa, see
you tomorrow.”
Aku suka jalan kaki kemanapun, asal masih dalam
batas toleransi. Batas toleransi itu aku namai ke-reachable-an. Tiap orang pasti punya batas ke-reachable-an yang berbeda-beda. Aku punya teman yang jalan sampai
ujung gang aja capek, tapi aku juga punya teman yang mau diajak jalan jauh ke
mana-mana bahkan langkah kakinya lebih cepat dari punyaku. Aku lebih suka
menikmati jalanku, tak perlu berjalan
cepat-cepat nanti juga sampai wkwkwk. Kecuali kalau memang dalam keadaan
mendesak.
Aku biasanya akan memutar musik dari lagu-lagu
favoritku sekarang ini. Adem. Ini jadi semacam sweet escapes buatku yang sudah lelah seharian atau lagi pissed off sama sesuatu. HEHEHE Kan lumayan liat-liat
pemandangan, liat matahari terbenam dan langit yang jingga di kota besar nan
padat ini. It’s priceless. I mean really.
 |
| Salah satu senja yang indah~ taken by me. |
Dan aku lebih suka berjalan sendirian. Kenapa?
Karena setiap kali aku berjalan, di jalan itulah aku bisa menikmati banyak hal,
sendiri, tanpa perlu berbagi dengan orang lain. Kadang aku memperhatikan
orang-orang yang tidak sengaja berpapasan denganku di jalan. Pejalan kaki lain,
pedagang, pengendara motor, orang-orang yang sedang menunggu bus, orang-orang
yang naik bus, orang-orang yang lagi antri lampu merah, orang-orang yang sedang
makan di warung pinggir jalan hingga melihat para pemulung, sopir taksi, bajaj,
angkot dan ojek online yang sedang mengais rejeki.
Ketika melihat mereka aku selalu ingin tahu,
apa sih yang ada dipikiran mereka sekarang ini? Mereka lagi sedih atau senang
ya? Mereka sudah makan belum? Mereka punya uang ngga ya? Gimana kehidupan
mereka sehari-hari? Are they really happy
with their live?
Ya, are
they happy with their live? Mereka
ngga sedang berpura-pura senang kan? Padahal mungkin saja mereka punya banyak
tanggungan hidup. Mungkin saja kan mereka diancam debt collector disuruh bayar
utang hari ini kayak difilm-film gitu? Atau mungkin saja sekarang anak/keluarga
mereka ada yang sakit? Atau bahkan mereka hanya sekadar memikirkan aku makan
apa malam ini? Aku tidur di mana ya?
Oke, mari berhenti memikirkan kehidupan orang lain.
“What about you? Are you happy with your
live? “ Ujarku pada diri sendiri.
Ya, nis sebenernya kamu bener-bener bahagia
sama kehidupanmu sekarang atau ngga sih? Ini pertanyaan sulit. Aku butuh waktu
untuk menjawab dan merefleksikan semua yang terjadi dari sejak aku dilahirkan
sampai sebesar ini.
Dan aku punya jawabannya.
Aku bahagia dengan hidupku sekarang ini. Dan
aku tidak akan menyesali sedetikpun apa yang telah aku jalani sampai sekarang.
Aku bahagia terlahir dari rahim wanita kuat seperti ibuku, dan aku akan tetap
memilih terlahir kembali sebagai putrinya kalau disuruh memilih. Aku juga
bahagia mempunyai adik yang pandai dan berprestasi meskipun sedikit usil dan
tengil, tapi tetap ngangeni wkwk. Aku bahagia terlahir dari Ibuku dan menjadi
cucu Nenekku yang paling kusayangi yang sudah sejak kelas empat SD tak bisa
kulihat tawanya lagi. Tak lupa Kakekku yang meskipun tak pernah kulihat wajahnya
aku yakin beliau orang yang pengasih. Aku bahagia punya keluarga besar di Blora
yang selalu mendukung dan merawatku dengan baik sejak kecil. Aku bahagia
bertemu dengan banyak orang dan mengalami banyak hal. đ
I could
not imagine myself without this experience, without selecting namely this road
and without meeting all the people I have met. Bisa dibilang, kehidupanku
adalah skenario terbaik yang pernah ditulis Allah. Aku yakin itu. Dan Allah
selalu punya kejutan untuk hamba-Nya. Dan untuk yang taat tentu Allah akan
memberikan kejutan yang bahagia dan menyenangkan hehehe. Jadi, taatlah pada
Allah hehehe.
Oya, jadi
inti dari postingan ini adalah dengan jalan kaki sendirian aku jadi bisa
merefleksikan hal-hal yang kulihat sepanjang jalan dengan kehidupanku sekarang
ini. Seringkali kan kita merasa kurang dan lupa bersyukur padahal Allah sudah
memberikan banyak nikmat kepada kita. Pas jalan kaki itu aku jadi merasa that
we can look down for a while dan bersyukur sama Allah. Bayangkan kalau kita
lahir di Aleppo jalan kaki dikit ke bom đ˘đ˘ Saat itu juga aku jadi bersyukur dan di sisi lain aku juga merasa there are a lot of things that we must
repair, di dunia ini dan terutama di negara ini. Ya begitulah. Maaf gaje. wkwk
Penutup : Jalan kaki itu bagus. Mari jalan
kaki!! Jangan kaget kalo liat aku jalan kaki sambil ngomong sendiri atau nyanyi
sendiri. Itu lagi refleksi (bukan pijat).
Ps: For me the greatest things about doing a
reflection is you learn to know that you’re still alive in the best case
scenario, feeling happier than ever.